Rabu, 23 September 2009

Makcik Nakal

Suatu hari, seorang makcik menyewakan salah satu biliknya untuk seorang pemuda penyelidik yang kacak yang nak buat kajian kat kampungnya.

Malam tu, ketika pemuda tersebut nak mandi, makcik tersebut telah membuat kerja nakal dengan mengendap pemuda itu mandi.

Tapi, makcik tu kantoi.

Kali kedua, bila pergi mengendap sekali lagi pun kantoi juga.

Kali ketiganya, bila makcik tersebut cuba mengendap pemuda itu sekali lagi, pemuda itu naik bengang dan bagi warning.

"Kalau makcik ngendap saya sekali lagi, saya rogol makcik!"

Kemudian, makcik tu keluarkan jari kelingking dan berkata. "JANJI TAU!"

Sabtu, 19 September 2009

Bumi Menolaknya

Sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, Hasan (bukan nama sebenarnya), mengajak ibunya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.Sarah (juga bukan nama sebenarnya), sang Ibu, tentu senang dengan ajakan anaknya itu. Sebagai muslim yang mampu secara material,mereka memang berkewajiban menunaikan ibadah Haji. Segala kelengkapan sudah disiapkan.

Ibu dan anak ini akhirnya berangkat ke tanah suci. Keadaan keduanya sihat walafiat, tak kurang satu apapun. Tiba harinya mereka melakukan thawaf dengan hati dan niat ikhlas menyeru panggilan Allah, Tuhan Semesta Alam.

"Labaik Allahuma labaik, aku datang memenuhi seruanMu ya Allah".

Hasan menggandeng ibunya dan berbisik, "Ummi undzur ila Ka'bah (Bu, lihatlah Ka'bah)." Hasan menunjuk kepada bangunan empat persegi berwarna hitam itu. Ibunya yang berjalan di sisi anaknya tak beraksi dia terdiam.

Perempuan itu sama sekali tidak melihat apa yang ditunjukkan oleh anaknya.

Hasan kembali membisiki ibunya. Ia tampak bingung melihat raut wajah ibunya. Di wajah ibunya tampak kebingungan. Ibunya sendiri tak mengerti mengapa ia tak bisa melihat apapun selain kegelapan. beberapakali ia mengusap-usap matanya, tetapi kembali yang tampak hanyalah kegelapan.

Padahal, tak ada masalah dengan kesihatan matanya. Beberapa minit yang lalu dia masih melihat segalanya dengan jelas, tapi mengapa memasuki Masjidil Haram segalanya menjadi gelap gulita. Tujuh kali Haji Anak yang sholeh itu bersimpuh di hadapan Allah. Ia shalat memohon ampunan-Nya.

Hati Hasan begitu sedih. Siapapun yang datang ke Baitulah, mengharap rahmatNYA. Terasa hampa menjadi tamu Allah, tanpa menyaksikan segala kebesaran-Nya, tanpa merasakan kuasa-Nya dan juga rahmat-Nya.

Hasan tidak berkecil hati, mungkin dengan ibadah dan taubatnya yang sungguh-sungguh, Ibundanya akan dapat merasakan anugerah-Nya, dengan menatap Ka'bah, kelak. Anak yang soleh itu berniat akan kembali membawa ibunya berhaji tahun depan. Ternyata nasib baik belum berpihak kepadanya.

Tahun berikutnya kejadian serupa terulang lagi. Ibunya kembali dibutakan didekat Ka'bah, sehingga tak dapat menyaksikan bangunan yang merupakan simbol penyatuan umat Islam itu. Wanita itu tidak dapat melihat Ka'bah.

Hasan tidak patah arang. Ia kembali membawa ibunya ke tanah suci tahun berikutnya.

Anehnya, ibunya tetap saja tak dapat melihat Ka'bah. Setiap berada di Masjidil Haram, yang tampak di matanya hanyalah gelap dan gelap.

Begitulah keganjilan yang terjadi pada diri Sarah. hingga kejadian itu berulang sampai tujuh kali menunaikan ibadah haji.Hasan tak habis fikir, dia tak mengerti, apa yang menyebabkan ibunya menjadi buta di depan Ka'bah.. Padahal, setiap kali berada jauh dari Ka'bah, penglihatannya selalu normal. Dia bertanya-tanya, apakah ibunya punya kesalahan sehingga mendapat azab dari Allah SWT ?. Apa yang telah diperlakukan ibunya, sehingga mendapat musibah seperti itu ? Segala pertanyaan berkecamuk dalam dirinya. Akhirnya diputuskannya untuk mencari seorang alim lama, yang dapat membantu permasalahannya.

Beberapa saat kemudian ia mendengar ada seorang ulama yang terkenal kerana kesohlehannya dan kebaikannya di Abu Dhabi (Uni Emirat). Tanpa kesulitan bererti, Hasan dapat bertemu dengan ulama yang dimaksud. Ia pun mengutarakan masalah kepada ulama yang soleh ini. Ulama itu mendengarkan dengan saksama, kemudian meminta agar Ibu Hasan perlu menelefonnya.

Anak yang berbakti ini pun pulang. Setibanya di tanah kelahirannya, dia meminta ibunya untuk menghubungi ulama di Abu Dhabi tersebut.

Beruntung, sang Ibu mau memenuhi permintaan anaknya. Ia pun menelefon ulama itu, dan menceritakan kembali peristiwa yang dialaminya di tanah suci. Ulama itu kemudian meminta Sarah introspeksi, mengingat kembali, mungkin ada perbuatan atau peristiwa yang terjadi padanya di masa lalu, sehingga ia tidak mendapat rahmat Allah. Sarah diminta untuk bersikap terbuka, mengatakan dengan jujur, apa yang telah dilakukannya.

"Anda harus berterus-terang kepada saya, karana masalah anda bukan masalah senang," kata ulama itu pada Sarah.

Sarah terdiam sejenak. Kemudian ia meminta waktu untuk memikirkannya.

Tujuh hari berlalu, akan tetapi ulama itu tidak mendapat sebarang khabar dari Sarah.

Pada minggu kedua setelah percakapan pertama mereka, akhirnya Sarah menelefon. "Ustaz, waktu masih muda, saya bekerja sebagai jururawat di rumah sakit," cerita Sarah akhirnya.

"Oh, bagus! Pekerjaan jururawat adalah pekerjaan mulia," potong ulama itu.

"Tapi saya mencari wang sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara, tidak peduli, apakah cara saya itu halal atau haram," ungkapnya terus-terang.

Ulama itu terkejut.. Ia tidak menyangka wanita itu akan berkata demikian.

"Disana," sambung Sarah, "Saya sering kali menukar bayi, karana tidak semua ibu senang dengan bayi yang telah dilahirkan. Kalau ada yang menginginkan anak laki-laki, padahal bayi yang dilahirkannya perempuan, dengan imbuhan wang, saya tukar bayi-bayi itu sesuai dengan keinginan mereka."

Ulama tersebut amat terkejut mendengar penjelasan Sarah.

"Astagfirullah." betapa tega wanita itu menyakiti hati para ibu yang diberi amanah Allah untuk melahirkan anak. Bayangkan, betapa banyak keluarga yang telah dirosaknya, sehingga tidak jelas nasabnya. Apakah Sarah tidak tahu, bahawa dalam Islam menjaga nasab atau keturunan sangat penting.

Jika seorang bayi ditukar, tentu nasabnya menjadi tidak jelas. Padahal, nasab ini sangat menentukan dalam perkawinan, terutama dalam masalah mahram atau muhrim, iaitu orang-orang yang tidak boleh dinikahi.

"Cuma itu yang saya lakukan," ucap Sarah.

"Cuma itu ?" Tanya ulama terperanjat. "Tahukah anda bahawa perbuatan anda itu dosa yang luar biasa, betapa banyak keluarga yang sudah anda hancurkan!". ucap ulama dengan nada tinggi.

"Lalu apa lagi yang Anda kerjakan? "tanya ulama itu lagi sedikit kesal.

"Di rumah sakit, saya juga melakukan tugas memandikan orang mati."

"Oh bagus, itu juga pekerjaan mulia," kata ulama.

"Ya, tapi saya memandikan orang mati karana ada kerja sama dengan tukang sihir."

"Maksudnya?" tanya ulama tidak mengerti.

"Setiap saya bermaksud menyengsarakan orang, baik membuatnya mati atau sakit, segala perkakas sihir itu sesuai dengan syaratnya, harus dipendam di dalam tanah. Akan tetapi saya tidak menguburnya di dalam tanah, melainkan saya masukkan benda-benda itu ke dalam mulut orang yang mati."

"Suatu kali, pernah seorang alim meninggal dunia. Seperti biasa, saya memasukkan berbagai barang-barang tenung seperti jarum, benang dan lain-lain ke dalam mulutnya. Entah mengapa benda-benda itu seperti terpental, tidak hendak masuk, walaupun saya sudah menekannya dalam-dalam. Benda-benda itu selalu kembali keluar. Saya cuba lagi begitu seterusnya berulang-ulang. Akhirnya, emosi saya memuncak, saya masukkan benda itu dan saya jahit mulutnya. Cuma itu dosa yang saya lakukan."

Mendengar pertuturan Sarah yang datar dan tanpa rasa dosa, ulama itu berteriak marah. "Cuma itu yang kamu lakukan? Masya Allah! Saya tidak dapat bantu anda. Saya angkat tangan".

Ulama itu amat sangat terkejutnya mengetahui perbuatan Sarah. Tidak pernah terbayang dalam hidupnya ada seorang manusia, apalagi dia adalah wanita, yang memiliki nurani begitu tega, begitu keji.

Tidak pernah terjadi dalam hidupnya, ada wanita yang melakukan perbuatan sekeji itu. Akhirnya ulama itu berkata, "Anda harus memohon ampun kepada Allah, kerana hanya Dialah yang dapat mengampuni dosa anda."

Bumi menolaknya.

Setelah beberapa lama, sekitar tujuh hari kemudian ulama tidak mendengar khabar selanjutnya dari Sarah. Akhirnya ia mendapat tahu dengan menghubunginya melalui telepon. Ia berharap Sarah telah bertaubat atas segala yang telah diperbuatnya.. Ia berharap Allah akan mengampuni dosa Sarah, sehingga Rahmat Allah datang kepadanya.

Kerana tak juga memperoleh khabar, ulama itu menghubungi keluarga Hasan di Mesir.

Kebetulan yang menerima telepon adalah Hasan sendiri. Ulama menanyakan khabar Sarah,ternyata khabar duka yang diterima ulama itu.

"Ummi sudah meninggal dua hari setelah menelefon ustad," ujar Hasan.

Ulama itu terkejut mendengar khabar tersebut. "Bagaimana ibumu meninggal, Hasan?" tanya ulama itu.

Hasan pun akhirnya bercerita:

Setelah menelefon ulama, dua hari kemudian ibunya jatuh sakit dan meninggal dunia. Yang mengejutkan adalah peristiwa penguburan Sarah. Ketika tanah sudah digali, untuk kemudian dimasukkan jenazah atas izin Allah, tanah itu rapat kembali, tertutup dan mengeras.

Para penggali mencari lokasi lain untuk digali. Peristiwa itu berulang kembali. Tanah yang sudah digali kembali menyempit dan tertutup rapat. Peristiwa itu berlangsung begitu cepat, sehingga tidak seorangpun penghantar jenazah yang menyedari bahawa tanah itu kembali rapat.

Peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Para penghantar yang menyaksikan peristiwa itu merasa ngeri dan merasakan sesuatu yang aneh terjadi.Mereka yakin, kejadian tersebut pastilah berkaitan dengan perbuatan si mayat.

Waktu terus berlalu, para penggali kubur putus-asa kerana pekerjaan mereka tak juga selesai. Siang pun berlalu, petang menjelang, bahkan sampai hampir maghrib, tidak ada satu pun lubang yang berhasil digali.

Mereka akhirnya pasrah, dan beranjak pulang. Jenazah itu dibiarkan saja tergeletak di hamparan tanah kering kerontang.

Sebagai anak yang begitu sayang dan hormat kepada ibunya, Hasan tidak tega meninggalkan jenazah orang tuanya ditempat itu tanpa dikubur.

Kalaupun dibawa pulang, rasanya tidak mungkin. Hasan termenung di tanah perkuburan seorang diri. Dengan izin Allah, tiba-tiba berdiri seorang laki-laki yang berpakaian hitam panjang, seperti pakaian khusus orang Mesir. Lelaki itu tidak tampak wajahnya, kerana terhalang tutup kepalanya yang menjorok ke depan.

Laki-laki itu mendekati Hasan kemudian berkata padanya," Biar aku tangani jenazah ibumu, pulanglah!" kata orang itu.

Hasan lega mendengar bantuan orang tersebut, Ia berharap laki-laki itu akan menunggu jenazah ibunya. Syukur-syukur menggali lubang dan kemudian mengebumikan ibunya.

"Aku minta supaya kau jangan menengok ke belakang, sampai tiba di rumahmu, "pesan lelaki itu.

Hasan mengangguk, kemudian ia meninggalkan pemakaman. Belum sempat ia di luar lokasi pemakaman,terselit keinginannya untuk mengetahui apa yang terjadi dengan jenazah ibunya.

Sedetik kemudian ia menengok ke belakang. Betapa pucat wajah Hasan, melihat jenazah ibunya sudah dililit api, kemudian api itu menyelimuti seluruh tubuh ibunya. Belum habis rasa herannya, sedetik kemudian dari arah yang berlawanan, api menerpa wajah Hasan. Hasan ketakutan. Dengan langkah seribu, dia pun bergegas meninggalkan tempat itu.

Demikian yang diceritakan Hasan kepada ulama itu. Hasan juga mengaku, bahwa separuh wajahnya yang tertampar api itu kini berbekas kehitaman kerana terbakar.

Ulama itu mendengarkan dengan seksama semua cerita yang diungkapkan Hasan.

Dia menyarankan, agar Hasan segera beribadah dengan khusyuk dan meminta ampun atas segala perbuatan atau dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh ibunya. Akan tetapi, ulama itu tidak menceritakan kepada Hasan, apa yang telah diceritakan oleh ibunya kepada ulama itu.

Ulama itu meyakinkan Hasan, bahwa apabila anak yang soleh itu memohon ampun dengan sungguh-sungguh, maka bekas luka di pipinya dengan izin Allah akan hilang.

Benar saja,tak berapa lama kemudian Hasan kembali memberitahu ulama itu, bahawa lukanya yang dulu amat terasa sakit dan panas luar biasa, semakin hari bekas kehitamannya hilang. Tanpa tahu apa yang telah dilakukan ibunya selama hidup, Hasan tetap mendoakan ibunya. Ia berharap, apapun perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh ibunya, akan diampuni oleh Allah SWT.

WALLAHU'ALAM..............

Jumaat, 18 September 2009

Kita Ibarat Pinggan

Andaikan 3 individu berbeza meminjam sebiji pinggan daripada kita. Selang beberapa tempoh masa, individu pertama memulangkan pinggan tersebut dalam keadaan bersih cantik tanpa sebarang kecacatan. Lalu kita pun terus meletakkannya di atas rak pinggan mangkuk seperti keadaan asalnya.

Individu ke-2 pula memulangkan pinggan tersebut dalam keadaannya yang masih kotor;,tidak berbasuh. Pinggan tersebut akan kita basuh sehingga bersih, kemudian barulah ianya diletakkan di tempat yg sepatutnya.

Individu ketiga pula memulangkan pinggan tersebut dalam keadaan pecah bersepai. Tidak boleh dibezakan lagi bentuknya antara pinggan mahupun serpihan kaca. Tiada nilainya lagi. Kita tiada pilihan lain selain menghumbankannya ke dalam tong sampah yang hina.

Begitulah jua halnya dengan Allah Taala. Jika kita kembali kepadaNya dalam keadaan bersih, elok, tanpa kekotoran dosa, maka Allah akan terus meletakkan kita di tempat yang baik dan tempat yang selayaknya bagi kita, iaitu syurga.

Namun jika kita kembali ke hadratNya dalam keadaan kotor dengan dosa, Allah akan 'basuh' kita sebersih-bersihnya di dalam api neraka sebelum memasukkan kita ke dalam syurga.

Tetapi jika kita kembali kepadaNya dalam keadaan yg rosak imannya, sehingga tidak dapat dibezakan antara iman dengan kufur, maka Allah tidak akan teragak-agak untuk menghumbankan kita ke dalam neraka jahanam yang hina buat selama-lamanya, ibarat pinggan yang pecah, tiada nilai lagi.


Semoga bermanfaat. Wallahu'Alam.

Khamis, 17 September 2009

Hadiah Paling Bernilai Untuk Yang Tersayang

Ini ialah senarai 10 hadiah yang paling senang dan sesuai diberikan kepada sesiapa sahaja yang kita kasihi ~ ibu, bapa, suami, isteri, saudara-mara, anak dan sebagainya.

Contoh di bawah ini lebih menjurus kepada hubungan lelaki-wanita, sila ubahsuai jika ditujukan kepada orang lain. Pilihlah satu atau pun semua.

1. Hadiah Mendengar: Berikan hadiah ini kepada yang memerlukan, dan kamu hendaklah benar-benar mendengar apa yang dikatakan. Jangan mencelah, jangan berangan-angan dan jangan merancang bagaimana kamu hendak membalas.

2. Hadiah Tanda Kasih: Jangan kedekut memberikan pelukan, ciuman dan ramasan tangan. Biarkan tanda-tanda kecil ini tunjukkan kasih dan sayang yang ada di dalam diri kamu.

3. Hadiah Sehelai Nota: Ia mungkin ringkas seperti "Sayang Awak" atau sesuatu yang kreatif seperti sebuah puisi. Letakkan nota-nota ini di tempat yang tidak disangka oleh orang yang dikasihi.

4. Hadiah Ketawa: Berikan sesuatu yang melucukan seperti gambar kartun atau artikel. Mesejnya ialah, "Saya suka ketawa bersama awak."

5. Hadiah Puji-Pujian: Sesuatu yang simple seperti "Warna biru memang ngam dengan awak" atau "Sedap masakan awak" mempunyai nilai yang tinggi kepada orang yang mungkin merasa dia dihargai.

6. Hadiah Bantuan: Tolong basuh pinggan mangkuk, buang sampah, jaga anak, dll.

7. Hadiah Bersendirian: Adaketika kita hanya mahu bersendiri. Peka kepada saat-saat itu dan berilah masa dan ruang untuk dia bersendiri.

8. Hadiah Keceriaan: Cuba sedaya upaya supaya kita sentiasa ceria apabila bersama orang-orang yang dikasihi.

9. Hadiah Riadah: Sertai sesuatu sukan/aktiviti yang disukai oleh orang yang dikasihi. Kalah pun tak apa, kamu masih menang.

10. Hadiah Doa: Selalu berdoa untuk kesejahteraan orang-orang yang dikasihi dan beritahu mereka yang mereka setiasa berada di dalam doa kita.

Rabu, 16 September 2009

Luahan Hati Lelaki Bila Dibenarkan Berpoligami

Saya sendiri sebagai lelaki rasa tercabar apabila isteri saya sering mewar-warkan kepada saya bahawa umur saya dah melewati 40 tahun. Life starts at 40.

"Kalau U rasa U nak pasang lagi satu, I izinkan", kata isteriku.

Bila berangan tentang nak kahwin lain ni memanglah seronok. Tersengih- sengih aje lah I at that time.

Dunia ni dah terbalik gamaknya, kawan-kawan aku siap pegi Siam sana nak nikoh lagi satu, ni bini aku siap suruh pasang sorang lagi?!

Tak tahulah kalau isteri I tu main reverse psikologi dengan I. Tapi lepas I berfikir panjang, rasa-rasanya tak nak lah.

Sebab apa ?
Bila mengenangkan umur I yang dah 40+. Let's say kalau I kahwin dengan anak dara, katakan umur 22 tahun.

Memang lah seronok beb.
Tentang makan minum, pakai I, kemas rumah dan kegemaran I, rasa nya I tentu asyik teringatkan my first wife.

Tak perlu nak ajar, I suka makan apa, cam mana cara nak masaknya, baju I kena gosok cam gini, kalau I bangun tidur I suka kalau my wife dah siapkan segala-gala nya lah.

Tak perlu I bagitau, dia dah tahu apa I suka. Cerita apa I suka kat TV, teh atau kopi manis macam mana, hobi apa, sukan kegemaran... semua dia dah tahu. Tak perlu start balik macam zaman umur 20-an dulu.

Rasa rasa dapat ke isteri muda I suruh buat gitu, tentu dia banyak ragam. Ye lah dia muda, I kan dah tua.

Mesti dia kata I ni mengada-ngada. Sure I yang kena manjakan dia lebihlah, sebab dia muda. Silap haribulan, takut lari lak, kan.

Isteri muda ni bukan macam yang dah bersama dgn kita sejak muda. Kalau kita rasa isteri tua banyak belanja, isteri yang muda pasti lagi teruk.

Eh, budak 20-an zaman sekarang, dengan handbag Gucci, dengan nak tudung kain Mawi dan handphone jenama Nokia N95, Itu tak termasuk kereta, paling korok pun mesti nak Honda atau Toyota. Perempuan muda sekarang mana main naik Proton atau Perodua. Kalau I tak bagi barang-barang tu, dia tak nak bagi 'barang' dia lak malam-malam.

Sedangkan dengan isteri tua, awal-awal kahwin naik motorsikal cabuk pun sanggup, berpanas berhujan, dukung anak kita dicelah motor tu. Ahh! Terkenang juga zaman 'miskin' dulu tu.

Rumah dengan bini tua dulu pun setakat apartmet 3 bilik. Tidur atas tilam nipis, dapur pun kecik, perkakas pun tak banyak.

Oh, untuk isteri muda, terpaksa aku buat OT untuk bayar rumah teres dua tingkat tu, nak bayar peti ais Samsung dan TV Sony Bravia 40-inci mu itu.

Dah umur 40-an ni, darah tinggi lak aku ni kena buat OT setiap hari. Hari minggu pun kena cari duit ... nak tengok bola pun tak dapat.

Lebih haru lagi, tentu anak anak I akan memberontak sakan. Yelah sekarang ni kan banyak kes bapak kahwin lain anak-anak lebih tertekan. Ramai jadi liar, hisap dadah, jadi mat rempit dan bohsia. Sebab tension bapak kawin baru.

Takut mereka menjauhkan diri dari I, malah akan membenci pula.

Disebabkan masyarakat kita ni memandang serong pada keluarga yang bapak mereka kahwin lebih dari satu. Kalau I ada anak dengan isteri baru, tentu kecik sangat lagi di masa I dah tua dan memerlukan perhatian dari anak-anak.

Sedangkan rumah isteri muda tengah hiruk pikuk dengan anak anak kecil
(kan dah ada experience dengan isteri pertama -bagaimana kelam kabutnya dia menguruskan anak-anak).

Sedangkan di rumah isteri tua, anak anak dah besar, boleh tolong mak dan sedang seronok bergurau senda bersama ibunya membincangkan topik-topik terkini dan juga kehidupan mereka.

Duduk rumah bini muda, I yang tua-tua ni lak kena salin pampers dan bagi baby mandi. Haha! Kalau tak buat, takut isteri muda merajuk pulak.

Tak boleh jadi nih. Banyak benda yang kena repeat. Mula mula kawin tentu seronok. Paling lama setahun-dua.

Bila dah ada anak,tanggungjawab baru bermula semula sebagaimana dengan isteri pertama dulu-dulu.

Tapi masa ni kita dah tak larat nak basuh berak anak, nak pegi shopping beli baju anak anak, nak dukung anak-anak. Leceh lah nak kena teman isteri muda buat semua tu.

Silap haribulan orang kata tengah pilih baju cucu. Eii tak sanggup pula. Paling takut, orang ingat isteri muda tu anak I. Lagi haru!

Balik rumah mertua pula, teringatkan masa akad nikah dulu, beria ria kita nak kan anak dia.

Lepas tu kita kawin lagi satu. Tentu muka nih tak tahu nak letak kat mana. Orang tua tak kan nak straight to the point. Tanya itu ini.

Kalau dia nak bercakap tentang tu cukup dengan jelingan dan kerlingan mata,buat kita dah tak senang duduk.

Tak kan raya asyik balik umah mak mertua baru aje. Apatah lagi kalau I ni lak umur nak sama dengan mak-bapak mertua baru I tu.

Hish banyak lah lagi.

Bagi korang yang suka berbincang pasal benda yang indah indah kawin dua nih silakanlah.

Tapi bagi I selagi hayat dikandung badan, selagi tu lah I tak nak tambah. Tak nak lah mendabik dada. Cakap besar.

Tapi sekadar menurutkan nafsu dan benda dalam seluar tu rasanya tak pernah kurang pun layanan isteri pertama terhadap I.

Keluarga ni, kita bina keluarga bahagia yang di depan mata.

Bukannya yang di dalam kepala. Bukannya di dalam seluar dalam je.

Hadapi hari esok yang tentu dengan keluarga yang banyak mengharungi susah senang dari mula.

Pengorbanan isteri (walaupun kadang kala dia pernah merungut salah Kita juga, cuai dan mengabaikannya) .

Apa apa pun semuanya bermula dengan kita. Insaflah.

Kalau nak ikut nabi, rasa rasanya solat subuh pun kita terlepas kalau isteri tu tak kejutkan. Bukan nak kata solat Subuh, kekadang waktu lain pun terlambat atau terlepas.

Baca Quran pun sekali-sekala, baca Yassin pun hanya bila ada orang meninggal. Ikut sunnah Nabi apa nama tu.

Tak payah lah yang lain lain. Kang ada yang nangis bila disebutkan. Cukuplah. Sesungguhnya amat bertuahlah suami-suami yang mempunyai isteri yang menyuarakan pendapat di ruangan ni.

Membuktikan mereka sayang, kasih dan cinta pada kalian. Apa sangatlah kita nih.

Macam nabi konon. Ye ke? Bab kawin kawin aje nih cam nabi. Bab menegakkan benda dalam seluar dalam je nak ikut sunnah. Cuba bab menegakkan agama Islam,masih lagi terkial kial.

Wallahualam.


- suami orang-


Kaum2 hawa yg. bergelar isteri orang nie memang setuju 100%

Selasa, 15 September 2009

Hubungan Antara Manusia & Buah-buahan


Jangan Suka Mendedah Tubuh
Jadilah seperti jagung, jangan seperti gajus.
Jagung membungkus bijinya yang banyak, sedangkan gajus mempamerkan bijinya yang cuma satu.

Setia Terhadap Pasangan
Jadilah seperti pohon pisang.
Pohon pisang kalau berbuah hanya sekali seumur hidupnya.

Kecantikan Dalaman
Jadilah seperti durian, jangan seperti kedondong.
Durian walaupun di luarnya penuh kulit yang tajam, tetapi di dalamnya lembut dan manis.
Berbeza dengan kedondong, di luarnya mulus dan berkilat, tetapi di dalamnya ada biji yang berduri.

Jaga Kesucian Dalam Pergaulan
Jadilah seperti sengkuang.
Walaupun hidup dalam tanah dan selut, tetapi umbinya tetap putih bersih.

Selalu Bertindak Adil
Jadilah seperti tandan petai , bukan tandan rambutan.
Tandan petai membahagi makanan sama rata ke biji2nya, semua seimbang, tidak seperti rambutan, ada yang kecil ada yang besar.

Semakin Tua Semakin Bijaksana
Jadilah seperti cili.
Semakin tua, semakin pedas.

Jangan Bermuka-muka
Jadilah seperti buah manggis.
Buah manggis bisa diteka isinya dari bahagian bawah buahnya.

Memberi Banyak Manfaat
Jadilah seperti buah dada.
Kerana selain bermanfaat sebagai sumber tumbesaran buat anak, ia mampu menjadi alat rekreasi buat bapaknya juga!

Opsss! Jgn marah haaa... Hikssssss

Isnin, 14 September 2009

Pisang Untuk Wanita


Kaum wanita DINASIHATI memakan sebiji pisang sehari di awal pagi untuk mencegah kanser, Dan ubat yang paling mujarab ialah meminum air masak sebaik sahaja bangun dari tidur. Kos perubatan yang dapat dijimatkan.

Sebiji pisang (20sen) x 30hari = RM6.00 sebulan.
Kos makan pisang setahun RM6.00 x 12 bulan= RM 72.00
Kos makan pisang sepanjang hayat umur 60 tahun = RM 72.00 x 60 tahun = RM 4320.00 saja

Kos perubatan Kimoterapi yang dapat dijimatkan sekali rawatan x 8 Cycle =RM 40,000.00 kos paling murah. Satu cycle je RM 5000.00.

Kanser menyerang semula jika kita tidak menjaga pemakanan dan kesihatan kita.

Bacaan Lanjut